150808 Hubungi kami Request untuk kami hubungi kembali

Apakah toilet yang putih & bersih menjamin bebas bakteri?

Kebersihan toilet umum selalu menjadi topik umum dan kekhawatiran di kalangan pengguna. Keluhan para pengguna toilet umum di Indonesia yang paling sering di dengar misalnya: bau toilet yang tidak sedap, lantai toilet yang licin, bilik toilet yang kotor, tidak disediakan tempat sampah, ventilasi yang buruk hingga fasilitas kebersihan toilet yang tidak memadai dan layak untuk digunakan.

Ketika sebagian besar bisnis ritel dan perhotelan telah meningkatkan standar kebersihan toilet dengan cara memperhatikan kebersihannya secara menyeluruh seperti menjaga toilet selalu tetap kering serta beraroma segar dan wangi. Tak sedikit pula yang meningkatkan pengalaman pengunjung toilet dengan memperkenalkan dekorasi dan fasilitas bernilai tambah, seperti menambahkan sofa atau ruang rias – namun pertanyaannya adalah: Apakah toilet yang Anda kunjungi ini sudah cukup bersih untuk?

Jawabannya: hanya dengan membersihkan toilet saja tidak cukup untuk menciptakan lingkungan toilet yang sepenuhnya higienis dan bebas bakteri. Permukaan mungkin tampak terlihat putih dan bersih, tetapi faktanya toilet mungkin masih menyisakan mikroorganisme dan masih memiliki risiko kontaminasi silang dan infeksi!

Apa yang sesungguhnya meningkatkan penyebaran kuman atau bakteri di dalam toilet?

Pembilasan toilet meningkatkan penyebaran kuman dan bakteri

Bayangkan bagaimana bakteri dan kuman berbahaya menyabar di antara orang-orang di sekitar kita yang ditularkan melalui udara ketika kita sedang bersin? Membilas toilet atau juga di kenal sebagai “efek bersin” menghasilkan yang risiko yang sama.

Tahukah Anda? Selama proses pembilasan kloset mengeluarkan bakteri-bakteri berbahaya ke udara di dalam toilet. Lebih buruknya lagi, mereka dapat menutupi lingkungan dalam waktu kurang dari satu menit, dan bertahan hingga 24 jam.

  • Tips: Melakukan pembilasan dengan menutup kloset, untuk mencegah penyebaran efek bersin.
  • Solusi: Menyediakan sanitiser toilet & urinal untuk meminimalkan bakteri berbahaya dan risiko kontaminasi silang ini.

Membuang limbah pembalut tidak pada tempatnya

Keluhan umum di kalangan pengguna toilet wanita adalah penanganan yang tidak higienis dari pembalut wanita yang digunakan. Entah mereka dibiarkan tidak terurus dari tempat sampah, atau dibuang ke tempat sampah tanpa penutup atau lebih buruk lagi, tergeletak di dalam bilik.

Selain memancarkan bau busuk, pembuangan limbah pembalut yang tidak tepat meningkatkan risiko kontaminasi silang dan infeksi lebih tinggi diantara pengguna toilet wanita, serta menarik serangga dan hama terbang untuk datang.

  • Tips: Mencuci tangan Anda dengan sabun atau sanitiser sebelum dan sesudah masuk kedalam toilet.
  • Solusi: Menyidakan feminine hygiene unit atau tempat pembuangan limbah pembalut dengan teknologi sensor tanpa sentuh untuk meminimalkan kontak dengan permukaan unit dan memastikan servis rutin dan pengosongan limbah berbahaya ini.

Kertas tisu atau tisu toilet di lantai

Apabila Anda menemukan kertas tisu atau tisu toilet berserakan di lantai, ini bisa jadi karena tempat sampah yang ada sudah penuh, kebiasaan buruk pengguna toilet yag suka  membuang sampah sembarangan di lantai, atau tempat sampah yang tidak tersedia di sekitar toilet.

Limbah bekas ini mengandung kuman dan bakteri berbahaya, terutama apabila bekas dipakai orang yang sedang flu atau batuk. Tentunya Anda tidak ingin bersentuhan langsung dengan tempat sampah yang tidak higienis ini.

  • Tips: Membersihkan tangan secara menyeluruh dengan menggunakan sabun atau sanitiser sebelum dan sesudah masuk kedalam toilet.
  • Solusi: Sediakan tempat sampah untuk pembuangan yang layak dan memastikan untuk selalu mengosongkan tempat sampah secara teratur. Lakukan bagian Anda dengan tidak membuang sampah sembarangan dan membuang limbah sampah ke tempat  yang disediakan dengan benar.

Dudukan toilet kotor atau terkontaminasi oleh kuman dan bakteri

Bayangkan apabila kursi toilet secara teratur digunakan setiap hari sepanjang waktu, terutama di toilet pada daerah dengan tingkat okupansi yang tinggi. Dalam beberapa kasus, ada beberapa kebiasaan buruk pengguna yang tidak menggunakan kloset dengan cara yan benar (duduk), misalnya seperti jongkok atau menginjak dudukan toilet hingga meningglkan bekas urin atau feses. Ini menjadikan kita beresiko tinggi tertular bakteri dan penyakit seperti E. Coli, Staphylococcus, Shigellosis, dan Salmonella.

Ini termasuk menyebabkan gejala seperti keracunan makanan, demam, muntah, diare, radang usus dan penyakit pernapasan. Sementara permukaan toilet mungkin terlihat putih dan bersih, mungkin ada jejak kuman dan bakteri melalui "efek bersin". Kita tentunya tidak boleh mengambil risiko dan menempatkan diri pada risiko kesehatan dan keselamatan.

  • Tips: Selalu membersihkan dudukan toilet dengan menggunakan cairan pembersih khusus berupa sanitiser dudukan toilet sebelum menggunakan toilet untuk perlindungan ekstra. 
  • Solusi: Menyediakan sanitiser pembersih dudukan toilet di setiap bilik toilet dapat menambah nilai higienis untuk para pengguna toilet umum Anda.

Bagian permukaan toilet yang terkontaminasi & bersentuhan dengan pengguna

Apakah Anda tahu 4 titik dengan risiko tingkat kontaminasi yang tinggi di dalam toilet? Jawaban: Tombol flush, dudukan toilet, pegangan pintu bilik dan pegangan pintu kamar mandi. Bayangkan rata-rata, seseorang mengunjungi kamar kecil sekitar 2.500 kali selama setahun, yang setara dengan 6 hingga 8 kali sehari. 

Ini juga berarti, kita terus-menerus terkena kuman dan bakteri – serta hanya membutuhkan beberapa detik untuk tangan kita terkontaminasi oleh sebuah sentuhan.

  • Tips: Selalu pastikan untuk membersihkan tangan Anda dengan cara yang benar dan tepat untuk perlindungan ekstra.
  • Solusi: Menyediakan fasilitas kebersihan tangan seperti dispenser sabun tangan, unit pengering tangan atau dispenser sanitiser tangan  Install di dalam kamar mandi. Unduh label hygiene disini untuk memulai kebiasaan hygiene yang tepat di dalam toilet hari ini.